Blog

  • GERAKAN HATI SEMPURNAKAN BUDI PEKERTI

    GERAKAN HATI SEMPURNAKAN BUDI PEKERTI

    Tiada hari tanpa membaca

    Tiada hari tanpa bekerja

    Tiada hari tanpa berdoa

    Bersikap jujur, rajin membaca, giat bekerja, bersabar, berdoa dan tawakal merupakan kunci kebahagiaan.

    Dengan hidup sederhana, dengan cinta dan kasih saying kita dapat meraih ketenangan dan ketentraman.

    Kebersihan itu sebagian dari iman

    Dengan ilmu hidup jadi mudah

    Dengan agama hidup jadi terarah

    Dengan seni hidup jadi indah

    Hidup adalah perjuangan, setiap perjuangan ada pengorbanan.

    Tepuk Bahagia

    Pertama aku harus selalu jujur…

    Kedua aku harus rajin baca…

    Ketiga aku harus bisa menahan nafsu…

    Bekerja disertai berdoa…

    Ciamis, 10 November 2014

    Pengelola Kelompok Bermain Al-Islah

    Masfuroh

  • Momen Seru 1000+ likers Fanpage PW Himpaudi Jawa Barat

    Momen Seru 1000+ likers Fanpage PW Himpaudi Jawa Barat

    himpaudi1000Allahu Akbar! Fanpage Himpaudi Jawa Barat kita ini sudah mencapai 1028 likers.

    Hatur nuhun, beribu terima kasih buat semua yang like dan tetap share/invite untuk nambahi likers fan page kita ini.https://www.facebook.com/himpaudijabar

    Diketahui data sejak pengumuman secara intens kegiatan Rampak Tatalu pada hari Senin, 17/11, semula ada 928 likers bertambah 100 likes pada pukul 00:00 pada tanggal 26 November 2014.

    Dan untuk 1028 likers/ penyuka tersebut merupakan simbol kemeriahan dan semangat acara Rampak Tatalu, Dekalrasi Lawan Kekerasan terhadap Anak dan Rekor MURI hari ini, Rabu 26 November di seluruh kota/kabupaten dan kecamatan di Jawa Barat.

    facebook-himpaudi-jawa-barat

    Oia, yang ingin lihat tayangan langsung di Bandung TV acara Rampak Tatalu di sekretariat PW Himpaudi Jawa Barat bisa dipantengin channel televisinya atau bisa live streaming dihttp://bandungtv.co.id/index.php/streaming
    INGAT jam 09.000 WIB.

    #Salam1000 #RampakTatalu

    Himpaudi Jaya!
    Himpaudi Pembelajar, Kreatif dan Tangguh!
    Himpaudi Jawa Barat … NGAHIJI, Kahiji …… !!!!

  • Tahapan Revolusi Mental

    Tahapan Revolusi Mental

    Dari bulan April Tahun 2014, kalimat Revolusi Mental ini sangat tidak asing lagi bagi kita, sebab setiap ada debat Calon Presiden antara kubu Prabowo / Hatta dan kubu Jokowi / JK, kubu Jokowi / JK selalu mengusung kalimat Revolusi Mental.

    Revolusi Mental memang sangat mudah untuk diucapkan tapi sangat sulit untuk melaksanakannya, betapa tidak karena mental menurut penulis sama dengan karakter.

    Apa itu Karakter?.. Karakter merupakan nilai-nilai prilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha  Esa, diri sendiri, sesame manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hokum, tatakrama, budaya dan adat istiadat.

    Untuk melakukan revolusi mental/ karakter ini harus diawali dari gerakan hati, sebab awal dari semua perbuatan adalah dari hati nurani. Kita niatkan dalam hati untuk mengubah mental/karakter kita, kalau niat dari hati sudah kuat maka kita harus menempuh tiga tahap agar kita mampu mewujudkan keinginan untuk merubah karakter yang kurang baik menjad lebih baik lagi yaitu dengan cara:

    1. Tahap Pengetahuan,

    Dalam tahap pengetahuan, disini kita harus belajar bagaimana cara agar kita mempunyai karakter yang baik. Misalnya dengan belajar memperdalam ajaran agama yang kita anut.

    1. Tahap Pelaksanaan

    Dalam tahap ini kita harus melaksanakan semua apa yang telah kita pelajari

    1. Tahap Kebiasaan

    Apabila tahap satu dan tahap dua telah kita laksanakan, maka supaya kita tidak berat untuk melaksanakannya harus ada gerakan hati untuk menjadikan karakter yang baik itu menjadi suatu kebiasaan atau hobi. Dan insya alloh Gerakan Hati ini bisa Sempurnakan Budi Pekerti amiiin…..

    Ditulis oleh B. Nur

  • Informasi Kegiatan Rampak Tatalu dan Deklarasi LAWAN

    Informasi Kegiatan Rampak Tatalu dan Deklarasi LAWAN

    Untitled-6

    KEGIATAN PENGURUS WILAYAH HIMPUNAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN ANAK USIA DINI INDONESIA ( HIMPAUDI ) PROVINSI JAWA BARAT HARI RABU TANGGAL 26  NOPEMBER 2014

     

    Tata Tertib Pra Pelaksanaan :

    1. Melatihkan gerakan Tatalu sesuai dengan standar gerakannya.
    2. Ketua PD membagikan formulir isian yang harus di isi oleh masing-masing peserta melalui para ketua cabang untuk diteruskan ke lembaga PAUD yang akan mengikuti kegiatan ini. (Formulir boleh diperbanyak)
    3. Ketua PC merekap peserta lengkap dengan jumlahnya, yang kemudian di emailkan kepada masing-masing PD.(format terlampir)
    4. PD merekap peserta dan jumlahnya dari masing-masing PC (format terlampir)
    5. Rekap peserta dari PD sudah masuk ke PW melalui e-mail selambat-lambatnya hari Senin Tanggal 17 Nopember 2014 pukul 12.00 melalui email  : himpaudijabar@gmail.com annaanggraeni55@yahoo.com
    6. TIDAK DIPUNGUT BAYARAN.
    7. Peserta tiap Lembaga, anak didik laki-laki /perempuan /Ibu/Bapak/Kakek/Nenek/Anggota Keluarga lainnya beserta para guru.

     

    Tata Tertib Pelaksanaan :

    1. Rampak Tatalu dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 26 Nopember 2014 di Lembaga masing-masing, atau berhimpun di tempat yang ditentukan (Kecamatan /Kabupaten/Kota)
    2. Musik Pengiring / CD menggunakan Lagu yang ada Panduannya (Bukan Minus One)
    3. Waktu Pelaksanaan dan Susunan acara sesuai panduan PW HIMPAUDI JAWA BARAT (terlampir )
    4. Peserta menggunakan pakaian nuansa kasundaan bebas, untuk laki-laki diwajibkan menggunakan ikat kepala (berlaku bagi anak, guru, pembimbing juga orang tua)
    5. Konsumsi yang disiapkan oleh masing-masing lembaga untuk peserta adalah makanan kasundaan,bisa karya anak didik/anggota keluarga.

     

    Tata Tertib Pasca Pelaksanaan 

    1. Pada hari Kamis Tanggal 27 Nopember 2014, Lembaga diwajibkan memberikan tanda bukti pelaksanaan kegiatan  RAMPAK TATALU (melalui email), berupa :
    2. Foto kegiatan sejumlah peserta (Bagi yang berminat kirim video dipersilahkan)
    3. Foto yang sedang membacakan komitmen melawan kekerasan terhadap anak (20 menit orang tua dampingi anak, salah satu program P2TP2A Provinsi Jawa Barat)
    4. Foto Spanduk Acara Tema Kegiatan : “Bersama PAUD HOLISTIK INTEGRATIF kita lengkapi Program Parenting dengan kesadaran jati diri bangsa melalui budaya lokal Rampak Tatalu”
    5. Foto “Balakecrakan Tuang Kasundaan”
    1. Bagi yang menyerahkan tepat waktu dengan jumlah peserta minimal 25 ( dua puluh lima) orang akan diberikan sertifikat penghargaan kepada lembaga.


     

    TEKNIS PELAKSANAAN

    1. Setiap Lembaga PAUD TIDAK DIPUNGUT BAYARAN bisa mendaftarkan setiap anak didik, laki-laki/perempuan sebagai peserta Rampak Tatalu yang akan di selenggarakan pada hari Rabu tanggal 26 Nopember 2014 pukul 08.30 di lembaga masing-masing dengan susunan acara terlampir.
    1. Ibu/Bapak/Nenek/Kakek/Anggota Keluarga dari anak didik, boleh mengikuti seluruh kegiatan ini dengan aktif, ikut serta Rampak Tatalu dan Rampak Sekar Ketuk Tilu bersama (sebelumnya diberikan pelatihan bersama bagi peserta di setiap Lembaga PAUD di seluruh Jawa Barat).
    1. Isilah Formulir yang disediakan PW HIMPAUDI JAWA BARAT, bagi anak didik dan anggota keluarga. (Formulir boleh di photo copy)

     

    1. Bagi Lembaga yang mengirimkan minimal 25 (dua puluh lima) orang/anak didik/anggota keluarga & Guru pembimbing akan mendapat SERTIFIKAT BAGI LEMBAGA DARI PW. HIMPAUDI JAWA BARAT
    1. Setiap Lembaga masing-masing mengatur konsumsi yang diberikan pada peserta dengan menghidangkan makanan khas daerah masing-masing, bisa buatan anak melalui Sentra Cooking Class ataupun para anggota keluarga.
    1. Nama peserta Lembaga lengkap alamat serta nama anak usia dini dan anggota keluarga, di email ke : himpaudijabar@gmail.com dan annnaanggraeni55@yahoo.com selambat-lambatnya pada hari SENIN tanggal 17 Nopember 2014 pukul 12.00.
    1. CD / Musik Pengiring yang digunakan saat pentas, CD / Musik Pengiring dengan Panduan ( bukan Minus One )
    1. Kabupaten/Kota yang mengirimkan peserta terbanyak, mendapat TROPHY I, II, III

     

    SUSUNAN ACARA SAAT PELAKSANAAN

    07.00   Kesiapan panitia di masing-masing Lembaga

    Dress Code (Pengurus HIMPAUDI dan Panitia) :

    1. Batik Biru
    2. Rok / Celana Panjang Warna Hitam
    3. Tudung Biru Muda

    Pilihan lain untuk menyesuaikan acara REBO NYUNDA : kebaya bebas dan samping/sarung

    Dress Code anak peserta tatalu :

    Laki-laki                      :  pangsi / kaos / Iket kepala

    Perempuan                  :  samping / kebaya

    Alat Musik Tatalu       :  bebas sesuai kemampuan Lembaga.

    Bagi yang belum memiliki : silakan menyesuaikan dengan yang ada.

    Bagi anggota keluarga peserta : silakan menyesuaikan tergantung kesepakatan bersama

    07.30   Kedatangan anak-anak dan anggota keluarga di lokasi ( Car Free Day / Drop Only

    untuk menghindari kemacetan lalu lintas sekitar lembaga / lokasi kegiatan)

    07.45   Persiapan acara dikumandangkan lagu-lagu anak,

    08.25   MC membuka acara

    08.30  Berdo’a bersama ( Al Fatifah ) bagi non muslim sesuai dengan agama masing-masing

    08.35   Menyanyikan lagu Indonesia Raya

    08.40   Hymne HIMPAUDI

    08.45  Pembacaan / pengucapan ulang Komitmen menolak KEKERASAN TERHADAP

    ANAK (Program P2TP2A Provinsi Jawa Barat 20 Menit orang tua dampingi anak) – naskah terlampir

    08.50   Persiapan puncak acara RAMPAK TATALU di awali dengan penekanan tombol sirene

    dari Bandung,  Pra Acara :

    – PW HIMPAUDI TERSAMBUNG TELPON KE DAERAH

    08.58   MC MEMANDU DARI BANDUNG MENGHITUNG MUNDUR 10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3,

    2, 1 Bismillah…..

    09.00   RAMPAK TATALU SELURUH JAWA BARAT

    09.10  SIMBOLIK PEMBERIAN SERTIFIKAT KEPADA LEMBAGA PESERTA

    09.15  Acara tambahan / Parenting masing-masing Lembaga, dengan 3 pilihan / pilih salah satu

    yakni :

    1. Tentang kesadaran memelihara Lingkungan Hidup di mulai dari keluarga, atau
    1. Ekonomi berhemat sejak kecil, hemat dan cermat mengeluarkan uang / pendidikan keluarga terhadap anak usia dini, hemat energi, hemat air, pola hidup sehat, atau
    1. Meningkatkan pemahaman keberlanjutan Generasi dalam kehidupan sosial dan berbudaya, kesadaran menggunakan Bahasa Ibu)

    Nara sumber : diserahkan diserahkan kepada masing-masing  / bisa dari orang tua murid yang kompeten di bidangnya.

    *) anak-anak bermain dan belajar bersama guru

    10.00   Ramah tamah tuang leueut ka Sundaan

    10.30   Penutup – selesai

    Keterangan :

    1. Contact Person : PENGURUS PW HIMPAUDI JAWA BARAT (Bunda LENI NURANI – Hp. 0821 2698 0041)
    2. Bagi yang memerlukan CD Panduan Tatalu dapat menghubungi PW HIMPAUDI Jawa Barat.


     

    SELAYANG PANDANG HIMPAUDI JAWA BARAT & RAMPAK TATALU

     

     

    1. PENGURUS WILAYAH HIMPAUDI PROVINSI JAWA BARAT

                        

    Dari program kerja dan mengacu pada AD ART HIMPAUDI, dimana Pengurus Pusat telah melaksanakan MUNAS – Musyawarah Nasional pada tanggal 10 – 12 Agustus 2014 di Bali. HIMPAUDI sebagai Organisasi Mitra PAUD yang independent, dengan kepengurusan dari Pimpinan Pusat  Ketua 2 (dua) periode berturut-turut Ibu DR Gusnawirta Fasli Jalal.

    Himpaudi Berkembang sangat pesat dan Kepengurusan mulai dari Tingkat Pusat, Wilayah (Provinsi), Daerah (Kabupaten/Kota) hingga kepengurusan ke Tingkat Cabang (Kecamatan) keseluruhan telah berada di seluruh Indonesia.

    Keberadaan HIMPAUDI sebagai salah satu Organisasi Mitra PAUD bersama-sama dengan Organisasi PAUD lainnya turut  menunjang suksesnya Program  PAUD di Jawa Barat.

    Pengurus Wilayah HIMPAUDI JAWA BARAT telah menjalankan amanah organisasi, dan akan menyelenggarakan  MUSYAWARAH WILAYAH  yang direncanakan berlangsung pada tanggal  Desember 22 dan 23 Desember  2014 di Bandung.

    Tupoksi HIMPAUDI diantaranya :

    1. Meningkatkan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan PAUD untuk menjadi pendidik PAUD yang profesional, mengajar berpihak kepada anak agar ber jiwa tangguh, mendidik dengan ilmu PAUD secara baik dan benar dengan mematuhi Standar minimal dalam melaksanakan proses pembelajaran mulai dari perencanaan hingga penilaian dengan memperhatikan tumbuh kembang dan keunikan anak.
    1. Membina HIMPAUDI sebagai wadah organisasi dengan menjalankan tugas secara ikhlas, profesional, cerdas, kerja keras dan tuntas, menjadikan insan-insan pendidik, melalui HIMPAUDI menjadi pendidik yang Pembelajar, Kreatif, Tangguh dengan dasar Iman dan Taqwa pada yang Kuasa agar sepenuh hati menjalankan amanah atas profesi yang dipilih secara sadar, yakni menjadi Pendidik Anak Usia Dini.
    1. Mengupayakan peningkatan kesejahteraan Pendidik Anak Usia Dini secara materil belum memadai, mendapat salary yang kurang sepadan dengan pengorbanan, mengandalkan keikhlasan dan jiwa yang terpanggil, perlu diperhatikan kesejahteraan serta peningkatan mutu.
    1. KEGIATAN

    RAMPAK  = Kegiatan baik menyanyi/tembang, memainkan alat musik, maupun melakukan gerakan seni  yang dilakukan oleh orang lebih dari 1 ( satu ) orang.

    TATALU   =  Melakukan gerakan dengan berirama ataupun tidak, sehingga menimbulkan bunyi-bunyian ataupun hentakan sesuai irama.

    Makna yang terkandung PW HIMPAUDI JAWA BARAT melaksanakan kegiatan Rampak Tatalu mengandung  arti “Mugia aya Dangiangna” kontribusi untuk Pemerintah Daerah Jawa Barat bersama Organisasi PAUD lainnya dalam meletakkan dasar yang baik untuk Generasi yang Kuat, Tabligh, Amanah Sidiq Fatonah, melalui para pendidik PAUD yang selalu belajar dan belajar menuju profesional.

    Bunyi-bunyian dan gerakan yang kompak menggambarkan kekompakkan, seluruh masyarakat  “akur jeung dulur sa Gubernur” sebagai gambaran keramah tamahan dan kegotong royongan masyarakat untuk mengisi pembangunan serta bangga akan jati diri, memelihara keberlanjutan Generasi yang beradab dan berbudaya.

    Memelihara bahasa Ibu yang berlaku di Jawa Barat.

    Bersiap menyongsong AFTA, bertindak lokal berpikir Global

    RAMPAK TATALU yang di buat oleh Hj. Anna Anggraeni Ketua Pengurus Wilayah HIMPAUDI JAWA BARAT yang akan dilakukan pada hari Rabu tanggal 26 Nopember 2014, pukul 09.00 simbolik, tanda dimulai di Bandung, diikuti seluruh peserta di tiap lembaga PAUD  se Jawa Barat,  bertujuan :

    1. Kemasan acara yang  dikaitkan  dengan kegiatan Parenting Program terpadu antara Lembaga, anak didik, Guru dan para Orang Tua Murid.
    1. Adanya kesinambungan Generasi untuk memelihara Budaya khususnya Budaya Sunda apa yang dilakukan dan diajarkan di Lembaga, dilanjutkan di rumah oleh anggota Keluarga khususnya Ayah dan Ibu.
    1. Bukan berarti “sukuisme” namun, sesuai dengan peribahasa dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung, kita tinggal dan berada di Provinsi Jawa Barat. Maka dari suku manapun anak didik bersama keluarga berasal, sangat berarti bila berperilaku ’Nyunda’, terlebih bagi yang asli berasal dari suku Sunda maka kesinambungan generasi melalui pendidikan pembiasaan menggunakan bahasa Ibu sangat berguna untuk mengokohkan jati diri sejak anak usia dini
    1. Sesuai dengan tumbuh kembang dan tingkat kemampuan anak sesuai usianya ditambah pula dengan keragaman kecerdasan di masa emas, kami yakin dan percaya anak usia dini dengan mendengar, melihat, dan melakukan akan meniru keteladanan yang diberikan orang terdekat dari anak, orang tua yang fasih menguasai Bahasa Daerah, baik Bahasa Ibu asal orang tua mereka, akan lebih baik lagi bila dipelajari Bahasa  Daerah Jawa Barat. Anak mendapatkan pengalaman belajar langsung sehingga dapat diharapkan terbiasa berpikir kritis, kreatif dan solutif.
    1. Aktivitas yang terkandung (sesuai dengan usia anak, dilihat dari gerak motorik, persiapan berhitung, menambah perbendaharaan bahasa, ritme sesuai tempo lambat cepat di kemas dalam permainan), mudah ditirukan dan menyenangkan bagi anak.
    1. Diawali dengan kedua tangan ke arah atas yang menggandung arti, rasa syukur mengawali segalanya kepada Allah SWT. (Tuhan Yang Maha Kuasa Yang Maha Menggerakkan) selalu menjadi hal pembiasaan bagi anak, untuk menjadikan mereka anak yang santun, pandai berakhlak mulia.
    1. Mampu mengingat, dengan cepat karena seluruh gerakan dikemas seperti permainan yang menyenangkan. Contoh menghitung satu sampai dengan sepuluh (hiji, dua, tilu, opat, lima, genep, tujuh, dalapan, salapan, sapuluh… disingkat menjadi, ji, wa, lu, pat, ma, nep, juh, pan, lan, luh berulang-ulang.

    Dan disusul dengan gerakan-gerakan lainnya, diakhiri dengan teriakan P… A… U… D… PAUD  Jaya… hal ini mengandung arti bahwa pendidik PAUD banyak cara memperkenalkan persiapan berhitung dan membaca dengan cara yang menyenangkan bagi anak. Berhitung cepat satu sampai dengan sepuluh, dalam satu kesempatan anak paham 2 bahasa dan menyenangkan. Demikian pula dengan indra lainnya telinga, mata, mulut, juga gerak kinestetik dan interaksi sosial, dikemas menjadi tampilan seni. Upaya menstimulasi  kecerdasan yang dimiliki anak.

    1. Gerakan Ketuk Tilu bersama… Dari syair lagu yang dikumandangkan mengandung arti filosofi mendalam, diperkenalkan sejak anak usia dini.
    1. Bertujuan untuk meningkatkan pemahaman jati diri sejak anak usia dini. Juga cara hidup damai sejahtera sejak kecil, mengerti tatanan dan sadar hukum, menghormati hak orang lain dan hidup dengan aturan agama. Beberapa sikap dan perilaku yang diharapkan tercermin dalam syair lagu berikut ini :

    SUKA BUNGAH BABARENGAN … HAYU

    YU ARULIN SASARENGAN … HAYU

    CAGEUR BAGEUR BENER PINTER … PASTI

    SINGER… WANTER… TUR… NANJEUR

     

    Bekasi :

    KAGA MALES KAGA MALES… KAGA

    YO BELAJAR SAME SAME… AYO

    SINI SONO SEMUA SUKA… BENER

    MAIN… BELAJAR… JADI PINTER

     

    Cirebon :

    OJO KLALEN OJO KLALEN

    PANTURANE JAWA BARAT

    SUBUR MAKMUR LOH JINAWI… PASTI

    DEMEN… DEMEN… DEMEN… DEMEN… DEMEN…

     

    Tata Negara :

    Aslinya diawali dengan akur jeung batur sakasur (suami istri yang terikat pernikahan, namun untuk menghindari pemahaman yang salah bila diterima anak usia dini, dimana di TPA (Taman Penitipan Anak) kita pahami bahwa sesuai standart minimal sebaiknya antara anak laki-laki dan anak perempuan, disediakan tempat tidur yang berbeda tempat, maka kami langsung kepada syair yang kedua, yakni :

     

    AKUR JEUNG BATUR SADAPUR… HAYU (Anggota keluarga yang ada di

    rumah)

    AKUR JEUNG BATUR SASUMUR… HAYU (Tetangga, Rukun Tetangga, Rukun Warga, Desa/Kelurahan/Kecamatan)

    AKUR JEUNG BATUR SALEMBUR… HAYU (Kabupaten/Kota)

    AKUR… BATUR… SAGUBERNUR (Provinsi)

     

    Lirik Terakhir :

    MIMITI SABISA-BISA… HAYU

    BEUKI LILA PASTI BISA… TANGTU

    JAWA BARAT PASTI MAJU… TANGTU

    MAJU… MAJU… MAJU… MAJU… MAJU…

    Di akhiri dengan sikap memberi hormat (rengkuh)

    PW HIMPAUDI PROVINSI JAWA BARAT CP. BUNDA LENI ( HP. 0821 2698 0041 )

    Pengurus Wilayah HIMPAUDI
    Provinsi Jawa Barat

    Sekretariat :
    Jalan Ujung Berung Indah Raya No. 1 Bandung 40611
    Telp.  : 022-7815545, 7803848
    Faks. : 022-7803855, 7810193
    email : himpaudijabar@gmail.com

  • PANDUAN UNTUK PEMBACAAN / PENGUCAPAN ULANG KOMITMEN MENOLAK & MELAWAN
KEKERASAN TERHADAP ANAK

    PANDUAN UNTUK PEMBACAAN / PENGUCAPAN ULANG KOMITMEN MENOLAK & MELAWAN KEKERASAN TERHADAP ANAK

    Untitled-8

    PANDUAN UNTUK PEMBACAAN / PENGUCAPAN ULANG KOMITMEN MENOLAK & MELAWAN KEKERASAN TERHADAP ANAK Pada hari Rabu, 26 Nopember 2014.

     

    ( Pengantar dibacakan Kepala Sekolah atau Guru )

     

    “Kami para pendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini Jawa Barat serta para orang tua dan anggota keluarga, dengan penuh kesadaran mendukung Program P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) Provinsi Jawa Barat”

     

    Kami bersama menyatakan “LAWAN KEKERASAN”

     

    L        :  Lindungi anak-anak dari tindakan kekerasaan

       (diucap ulang / dikuti oleh peserta yang hadir)

     

    A       :  Awasi teman-teman dan lingkungannya

       (diucap ulang / dikuti oleh peserta yang hadir)

     

    W     :  Wajib berkomunikasi

       (diucap ulang / dikuti oleh peserta yang hadir)

     

    A       :  Antarkan anak menuju pintu gerbang kesuksesan

       (diucap ulang / dikuti oleh peserta yang hadir)

     

    N       :  Nyatakan cinta dan kasih sayang kepada anak      

       (diucap ulang / dikuti oleh peserta yang hadir)

    LAWAN KEKERASAN

     

  • Berbuat 1000 kebaikan, maka nasibmu akan …

    Berbuat 1000 kebaikan, maka nasibmu akan …

    Hi HIMPAUDI JAWA BARAT … Teha Sugiyo mengajak untuk berbuat 1000 kebaikan…

    Alkisah ada seorang pemuda yg diramal bakalan hidup susah, cita-cita tidak tercapai, usaha bangkrut, tidak punya keturunan dan benar-benar hidupnya sangat susah dan menderita sekali.
    Dia tidak percaya begitu saja ramalannya. Dia memutuskan hendak mengubah nasibnya dan pergi mencari seorang pintar dan berkonsultasi.
    Akhirnya dia menemukan seorang biksu yang sedang bertapa, kemudian sang biksu memberikan nasihat sebagai berikut,

    “Buatlah 1000 kebaikan maka nasibmu akan berubah lebih baik.”
    Akhirnya dia melakukan saran tersebut. Berbulan-bulan dia kerjakan, dia membantu orang angkut barang, kasih makan yg lapar, menyeberangkan orang di sungai, dan berbagai kebaikan lainnya.
    Akan tetapi ketika di hitungan baru 700-an berbuat kebaikan, kok hidupnya sudah berubah menjadi jauh lebih baik bahkan sangat baik dan makmur.
    Dia kembali lagi berkonsultasi ke biksu tersebut, biksu berkata,
    “Tidak mungkin, harus 1000 x baru bisa. Coba ditelusuri lagi.”
    Begitu ditelusuri satu-satu, sampailah dia pada hitungan sebuah amal dimana pemuda ini pernah membangun jembatan agar orang-orang bisa gampang menyebrangi sungai.
    Ternyata jembatan yang dia bangun itu bukan hanya satu kali kebaikan, tapi setiap orang yg melintas jembatan dihitung sebagai satu kali kebaikan.
    Marilah mengubah nasib menjadi lebih baik dengan memulai berbuat baik terhadap orang banyak setiap harinya.
    “Ketika anda berbuat jahat, keberuntungan menjauh dan maut sudah mengetuk pintu. 
    Sebaliknya ketika kebaikan ditabur, maut menjauh dan kesejahteraan mendekat.”
    Karena hidup hanya sekali, hiduplah dengan kebaikan dan kebajikan.
    Salam Nomor Satu!
    Teha Sugiyo
  • Mari Wujudkan Kelas Berkualitas

    Mari Wujudkan Kelas Berkualitas

    Penulis : Iis Rodiah, SPd.I., M.M.Pd*

    Memang tidak ada yang tahu pasti bekal apa yang paling dibutuhkan anak-anak dalam menjalani kehidupannya di masa depan, masa yang menurut Kahlil Gibran tidak akan dapat kau kunjungi walaupun dalam mimpi. Namun demikian dari situasi kondisi saat ini tergambar situasi masa depan yang semakin kompleks dan semakin rumit.

    Prof. Dr. Fasli Jalal, Ph.D dalam salah satu Seminar Nasional di Jakarta, 12 Desember 2009 mengungkapkan bahwa Anak usia dini Indonesia di masa depan membutuhkan keterampilan atau keahlian dalam beberapa hal berikut ini:

    1)        Kemampuan dasar (basic skill)

    2)        Keterampilan berkomunikasi (communication skills)

    3)        Keterampilan berfikir kritis dan kreatif (Critical and creative thinking skills)

    4)        Kemampuan digital literacy (keaksaraan digital)

    5)        Keterampilan reasoning (reasoning skills)

    6)        Keterampilan interpersonal (interpersonal skills)

    7)        Keaksaraan multilingual (multilingual literacy)

    8)        Kemampuan menyelesaikan masalah (Problem solving skills)

    9)        Kemampuan teknologi (Technology skills)

    Kemampuan-kemampuan tersebut di atas hanya dapat dikuasai oleh anak apabila pendidik memiliki kompetensi yang memadai, dan dukungan orang tua yang baik. Gap antara kompetensi pendidik PAUD saat ini serta seberapa besar dukungan yang diberikan untuk terwujudnya layanan PAUD bermutu berbanding dengan keterampilan-keterampilan yang diperlukan oleh anak di masa depan, itulah gambaran masa depan bangsa Indonesia, child is our future.

    Sebagaimana langkah yang ke seratus harus dimulai dari langkah pertama, seperti juga naik tangga ke sepuluh harus dimulai dari tangga pertama, demikian pula kehidupan manusia. Keterampilan-keterampilan hidup tidak dapat terinternalisasi serta merta pada usia sekolah, pada saat mereka mulai berfikir operasional, atau pada saat remaja. Semuanya harus dimulai dari step pertama, sebagaimana keterampilan berbicara dimulai dari kata pertama. Dengan demikian semua bekal kebutuhan surfive di masa depan harus dimulai sejak dini.

    Tentu merupakan penyesalan yang amat dalam apabila kita mengetahui bahwa betapa bekal yang kita berikan pada anak-anak kita saat ini tidak banyak berguna bahkan menyebabkan hambatan atau menyebabkan kelemaahan bagi kehidupan mereka di masa depan. Terlebih lagi kita tidak dapat memutar waktu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan kita dalam mendidik anak-anak, karena kehidupan tidak akan pernah berhenti ataupun kembali, mereka terus tumbuh menuju masa depan. Maka suatu keharusan bagi kita sebagai guru, dan orang tua untuk berhati-hati dan berupaya mengetahui lebih banyak cara paling baik mengantarkan mereka menuju masa depan yang cerah. Amat relevan pesan Ali Rodiallohu ‘Anhu bahwa “anak-anak akan hidup di zamannya, maka ajarilah mereka sesuai dengan zamannya”. Pernyataan futuristic ini mengajak kita untuk mendidik anak berbasis masa depan.

    Digulirkannya program PAUD merupakan angin segar di satu sisi namun menimbulkan kekhawatiran di sisi lain yang akan meruntuhkan hakikat dan tujuan penyelenggaraan PAUD itu sendiri, terlebih tanpa perangkat pendukung program PAUD yang layak, sebagaimana diakui oleh berbagai fihak sampai saat ini lembaga pendidikan anak usia dini yang ada di Indonesia sebagian besar belum menunjukkan kualitas yang diharapkan.

    Terlepas dari berbagai factor yang mempengaruhinya, kerancuan berfikir sebagian besar masyarakat dan sebagian pelaksana pendidikan anak usia dini, bahwa pembelajaran di PAUD erat kaitannya dengan pembelajaran yang bersifat akademis. Hal ini menimbulkan malfungsi pendidikan anak usia dini di banyak tempat penyelenggaraan PAUD. Factor rendahnya mutu sumber daya manusia yakni pendidik PAUD, ditambah lagi dengan tuntutan masyarakat yang menghendaki lembaga PAUD sebagai lembaga pemberi asupan kemampuan akademis anak sejak dini, serta rendahnya kontrol mutu dan pengawasan dari dinas instansi terkait terhadap penyelenggaraan PAUD, menempatkan anak sebagai objek yang tidak lagi ‘merdeka’ untuk mendapatkan hak-hak dalam memperoleh pendidikan sejak dini yang berkualitas dalam arti yang sebenarnya.

    Pengamatan terhadap sejumlah lembaga PAUD di Jawa Barat baik formal maupun non formal menggambarkan pembelajaran yang cenderung menyeret anak dari dunianya yakni dunia bermain ke suatu alam yang penuh dengan kompetensi bahkan kompetisi akademik. Belajar menjadi suatu ritual yang rutin dengan ciri-ciri yang hampir sama dengan pembelajaran di sekolah dasar, yakni berkutat dengan alat tulis dan instruksi guru. Bedanya di kelas pra sekolah dibumbui dengan nyanyian-nyanyian, ataupun cerita. Kegiatan bertemakan kreatifitas sering pula dijumpai, namun sayang sekali semuanya lebih bersifat teacher center.

    Hal ini terindikasi dari beberapa hal antara lain:

    1. Pola pembelajaran PAUD cenderung bersifat akademik
    2. Pembelajaran lebih mengutamakan hasil daripada proses.
    3. Pola interaksi lebih banyak satu arah yakni guru-murid, penuh instruksi dan anak hanya menjalankan instruksi guru tanpa banyak mendapat kesempatan untuk melakukan sesuai dengan caranya sendiri.
    4. Guru tidak melibatkan peserta didik dalam membuat perencanaan pembelajaran atau tidak memahami standar tingkat pencapaian perkembangan anak.
    5. Jumlah jenis main yang disediakan sangat terbatas dan tidak memberi pluang kepada anak untuk memilih kegiatannya sendiri.
    6. Jumlah media pendidikan terbatas dan kurang memberi kesempatan kepada anak untuk mendapatkan informasi lebih banyak dalam upaya membangun pengetahuannya sendiri.
    7. Kurang memanfaatkan lingkungan sebagai sumber pembelajaran

    Jika hal-hal tersebut terjadi maka dapat dipastikan bahwa anak usia dini yang mendapatkan pendidikan di lembaga PAUD bagaikan tercerabut dari akarnya, ditempatkan di suatu tempat asing yang membatasi pertumbuhan dan perkembangan kecerdasannya. Dan suatu saat mereka akan dikembalikan kepada lingkungan sosial masyarakat dimana mereka tinggal, dan akan kembali merasa asing dengan lingkungan ‘rumahnya’ sendiri. Hal ini dapat menimbulkan keterasingan yang berkepanjangan dalam kehidupannya sehingga sulit baginya untuk menemukan dirinya sendiri.

    Sebagai ilustrasi konkrit, seorang anak sebelum dimasukkan ke suatu lembaga PAUD di kampungnya seringkali diajak oleh orang tuanya yang petani itu untuk ikut ke sawah. Di sawah ia sering bermain dengan lumpur, berlari-lari di pematang dengan riangnya, tertawa-tawa mengejar capung, menangkap belut, melihat berbagai tanaman yang ada di sawah, meraba berbagai tekstur daun, bermain dengan air sawah, dan seterusnya. Pemerintah desa dan tokoh masyarakat menganjurkan orang tuanya untuk memasukkan anaknya ke lembaga PAUD. Mulailah anak tersebut ditempatkan di tempat yang bersih, dibatasi empat dinding, tidak lagi bebas berlari-lari karena semua ada aturannya,  seringkali ia harus duduk manis untuk mengerjakan tugas dengan alat tulis dan kertas, bahkan di banyak tempat mengutamakan belajar membaca sejak dini dan inilah yang membanggakan orang tuanya. Saat guru menjelaskan tentang buah-buahan yang ia lihat hanyalah gambar buah-buahan, saat guru menerangkan tentang sayuran, yang ia lihat hanyalah gambar sayuran, ketika guru menjelaskan tentang alam dan tanaman atau binatang ia mendapatkan penjelasan dari gambar, dan jarang melihat benda yang asli sebagimana ia lihat sebelumnya. Bahkan sesuatu yang sangat disayangkan, mereka kehilangan sebagian dunianya yakni dunia bermain. Inilah yang dimaksud bahwa anak tercerabut dari akarnya, bagaikan burung memasuki sangkarnya yang indah, dan ‘kemerdekaan’ mendapatkan pendidikan dan pengajaran hanyalah semu belaka.

    Ilustrasi lainnya seorang anak pedagang yang sebelum menjadi peserta didik di suatu lembaga PAUD, seringkali diajak orang tuanya ke pasar. Di pasar ia dapat mendengar dan melihat bagaimana interaksi tawar menawar antara pedagang (orang tuanya) dan pembeli. Melihat dan mungkin membantu bagaimana menimbang dan menakar, memegang dan melihat beragam bahkan ratusan benda yang ada di pasar, melihat bagaimana orang tuanya mengklasifikasikan barang dagangan, menghitung uang yang didapat, dan seterusnya. Setelah orang tuanya memasukkannya ke suatu lembaga PAUD, ia tidak lagi mendengar bagaimana interaksi sosial tawar menawar dan bagaimana meningkatkan bargaining position. Apabila lembaga PAUD memiliki alat permainan yang lengkap, ia dapat bermain peran sebagai pedagang, bermain menakar dan menimbang, mengklasifikasikan benda-benda berbentuk artificial. Namun kenyataannya sangat sedikit lembaga PAUD yang dapat menyajikan atau memfasilitasi anak didik untuk mendapatkan pembelajaran yang eksploratif dan kaya. Inilah yang dimaksud dengan pendidikan yang mencerabut anak dari tempatnya yang subur, ke tempat yang gersang dalam mendapatkan kebebasan memperoleh pendidikan dan pengajaran untuk tumbuh kembangnya secara maksimal.

    Karena hakikat pendidikan anak usia dini yang sesungguhnya bukanlah diindikasikan dengan bentuk pembelajaran yang bersifat akademik, formal dan dibatasi dinding-dinding kelas, maka dapat dikatakan bahwa dunia bermain anak petani di sawah adalah pendidikan anak usia dini yang sebenarnya. Mengajarkan anak dekat dengan lingkungannya, menempatkan anak pada dunianya yang tidak asing. Melatih kecerdasan kinestetiknya dengan berlari-lari di pematang sawah, melatih kecerdasan naturalnya dengan memelihara dan menyayangi tanaman dan binatang peliharaan secara nyata, melatih kemampuan motoriknya dengan bermain lumpur atau menangkap capung, melatih kemampuan visualnya dengan mengenali alam sekitar secara konkrit dan tidak sekedar berupa gambar, dan masih banyak kecerdasan lain yang dapat digali dari bermain di sawah bersama orang tua.

    Demikian pula seorang anak pedagang akan mendapatkan kekayaan informasi yang lebih baik di dunia nyata bersama orang tuanya sebagai pedagang. Melatih kemampuan bahasa dengan interaksi sosial yang terjadi di pasar, melatih kemampuan logika matematika dengan melakukan kegiatan khas perdagangan mulai dari mengklasifikasikan barang dagangan sampai menghitung pendapatan. Inilah yang akan mengantarkan anak kelak menjadi ekonom yang handal di dunia yang sebenarnya. Maka itulah hakikat tujuan pendidikan adanya, yakni menempatkan manusia (termasuk anak-anak) dalam dunianya.

    Memperhatikan ilustrasi di atas, maka pencapaian angka partisipasi kasar PAUD tidak selalu bermakna meningkatnya kualitas anak usia dini. Jika kualitas kebanyakan lembaga PAUD termasuk rendah maka boleh jadi semakin tinggi APK PAUD, maka semakin banyak anak usia dini yang terbatasi peluangnya untuk mendapatkan pendidikan yang kaya dan mencerdaskan. Dengan demikian pola pembelajaran anak usia dini hendaknya tetap mendekatkan anak dengan lingkungan sosial dan alamnya serta mengangkat kearifan lokal sebagai sumber belajar. Dan satu hal yang pasti bahwa keahlian memfasilitasi anak usia dini untuk membangun pengetahuannya sendiri tanpa tercerabut dari akarnya hanya dapat dilakukan oleh lembaga PAUD bermutu dan guru professional.

    Sebagaimana kita akui, sebagian besar guru PAUD belum memiliki kualifikasi akademik maupun kualifikasi kompetensi yang sesuai dengan harapan, namun demikian anak-anak terus tumbuh dan tidak dapat menunggu kita membereskan semua permasalahan ketersediaan guru yang kompeten dan berkualitas. Maka perlu cara pintas yang lebih penting yakni segera mewujudkan kelas yang berkualitas.

    National Association for the Education of Young Children (NAEYC) menganjurkan kita untuk melihat 10 tanda-tanda yang menunjukkan anak-anak kita berada di kelas yang berkualitas, sebagai salah satu cermin dari kualitas pendidik dalam merencanakan dan menyelenggarakan pembelajaran dengan baik sebagaimana diterjemahkan dari http://www.expat.or.id  sebagai berikut:

    1. Anak-anak menghabiskan hampir semua waktunya untuk bermain dan bekerja dengan bahan materi atau bermain dengan anak-anak lainnya. Mereka tidak berkeliling-keliling tanpa makna dan mereka tidak mengharapkan untuk duduk dengan tenang dalam waktu yang cukup lama.
    2. Anak-anak memiliki akses untuk aktivitas yang bervariasi sepanjang hari. Mencari berbagai balok bangunan dan bahan bangunan lainnya, bermain peran, buku-buku bergambar, melukis dan bahan seni lainnya, dan tabel mainan seperti bermain mencocokkan, maze dan puzel. Semua anak tidak perlu melakukan aktivitas yang sama dalam waktu yang sama.
    3. Guru bekerja dengan anak-anak secara individual, kelompok kecil dan semua kelompok dalam waktu yang berbeda sepanjang hari. Mereka tidak menghabiskan waktunya dengan keseluruhan kelompok.
    4. Kelas berhiaskan hasil karya seni anak-anak, tulisan-tulisan mereka dengan ejaan yang ditemukan, dan cerita yang diceritakan oleh anak kepada guru.
    5. Anak-anak belajar angka dan huruf dalam konteks penemuan atau percobaan mereka setiap hari. Mereka belajar tentang alam seperti tumbuhan dan binatang dan kegiatan bermakna lainnya seperti memasak, atau menyiapkan makanan kecil sebagai dasar belajar beraktivitas.
    6. Anak-anak bekerja dengan projek dan memiliki waktu yang panjang (paling tidak satu jam) untuk bermain dan bereksplorasi.
    7. Anak-anak memiliki kesempatan untuk bermain di luar setiap hari.
    8. Guru membacakan buku-buku kepada anak secara individual atau dalam kelompok kecil, tidak hanya pada waktu bercerita secara klasikal
    9. Kurikulum diadaptasi sesuai kebutuhan anak-anak. Guru-guru memahami bahwa anak-anak memiliki latar belakang yang berbeda dan pengalaman yang berbeda, artinya bahwa mereka tidak mempelajari materi yang sama dalam waktu yang sama dan dengan cara yang sama.
    10. Anak-anak dan orang tuanya menanti-nanti saat sekolah. Orang tua merasa terjamin atau puas dengan mengirimkan anak-anaknya ke sekolah. Anak-anak senang hadir di sekolah, mereka tidak sering menangis atau komplain karena merasa sakit atau tidak enak berada di sekolah.

    Ke-sepuluh ciri kelas berkualitas yang dianjurkan NAEYC di atas bisa jadi berat, namun jika tidak kita wujudkan hari ini, akankah kita terus menerus menempatkan anak-anak dalam persemaian yang gersang dan memberikan bekal yang sama sekali tidak mereka butuhkan di masa depan? Satu modal kita yang pasti hari ini adalah kemauan dan ketetapan hati untuk membantu anak-anak tumbuh dan berkembang dengan baik, mengajar dengan sepenuh hati dan meminta kekuatan dari-Nya untuk memampukan kita mengantar anak-anak menuju masa depan yang gemilang.

    * Penulis adalah Ketua PD HIMPAUDI Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

  • Data PAUD Terakreditasi se-Jawa Barat

    Data PAUD Terakreditasi se-Jawa Barat

    Dari data yang kami kirimkan sebelumnya tercatat ada 299 Program/Satuan PAUD Ter-Akreditasi BAN-PNF se-Jawa Barat, berarti sekitar 10% dari Total 2994 PNF yang sudah Terakreditasi Program/Satuannya secara Nasional..
    Berikut kami kirimkan juga data Program/Satuan PAUD se-Jabar yang belum lengkap permohonan Akreditasinya (sehingga tidak dapat diproses lebih lanjut), siapa tau bisa disupport HIMPAUDI Jabar agar dapat melengkapi di tahun 2013.
    Namun mohon dalam penyampaian ke Lembaga PAUD dengan tetap mengedepankan asas menghormati kerahasiaan data-data internal Lembaga PAUD tersebut (agar tidak ada pihak yang berkeberatan). Mestinya jalur yang kami gunakan melalui Pokja BAN-PNF Provinsi Jawa Barat namun karena sampai saat ini masih belum aktif beroperasional, karena itu kami gunakan jalur Organisasi Mitra PNF.
    Terimakasih,
    Hormat Kami,
    Perdana Afif Luthfy, ST, MT.
    Sekretaris BAN-PNF
    —– Forwarded Message —–
    From: “Perdana Afif Luthfy,ST,MT.” <perdana_afif@yahoo.com>
    To: “himpaudijabar@gmail.com” <himpaudijabar@gmail.com>
    Sent: Monday, June 24, 2013 12:22 AM
    Subject: Data PAUD Terakreditasi se-Jawa Barat
  • Serunya Prajambore Sebelas Maret

    Serunya Prajambore Sebelas Maret

    Kegiatan Prajambore kemarin (11/3) yang dilatih dari TNI AD tentunya memberi perbekalan semangat dan pencerahan bagi calon trainers HIMPAUDI untuk menghadapi JAMBORE KEDUA WILAYAH HIMPAUDI PROVINSI JAWA BARAT 26-29 Juni nanti.

    Pagi yang cukup dingin di dataran tinggi Lembang membuka aktivitas Training of HIMPAUDI Leadership Trainers diikuti 138 peserta dari kota/kabupaten di Jawa Barat, terang Ibu Lela, bagian administrasi. Dengan para pembimbing organik dari PW Himpaudi Jabar yaitu Ibu Nurlaeli, Ibu Widayati, Ibu Jamila, dan Pak Teha Sugiyo yang juga disokong penuh oleh Tim Korps Protokoler Universitas Pendidikan Indonesia.

    Acara yang berlangsung pukul 09.00 – 16:30 pelatihan yang dimaksudkan untuk persiapan ini dilatih oleh Tim Latih PUSDIKKU KODIKLAT TNI Angkatan Darat. Beberapa kegiatan praktek memasang tenda, tali temali dan teori-teori disampaikan di tengah-tengah Zona A, Bumi Perkemahan Cikole – Lembang ini.

    Koordinator Tim Latih PUSDIKKU KODIKLAT TNI Angkata Darat, Lettu Cku. Taufiq Hidayat, sangat piawai menyampaikan materi Teknik Survival yang sangat diperlukan dalam berbagai keadaan. Disambung materi pembuatan kompor mini dengan bahan bakar spirtus dari kaleng soft drink yang sangat antusias disimak peserta oleh tim latih PUSDIKKU, Hendra Surya.

    Bagitu serunya acara ini, entah akan lebih seru lagi ketika JAMBORE KEDUA WILAYAH HIMPAUDI PROVINSI JAWA BARAT dilaksanakan. Jadi segera mendaftar ke kordinator kecamatan di kota / kabupaten Anda!

    Foto lain bisa di lihat di www.facebook.com/himpaudijabar

    (Laporan: Kang Aridh)

  • Profil Himpaudi Jabar 2012

    Profil Himpaudi Jabar 2012

    HIMPAUDI – Bertujuan menghimpun aspirasi dan meningkatkan profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini Indonesia.